Unveiling Catholic nun identity in Indonesian cinema: Analyzing Ave Maryam (2018)
Article
Abstrakt
Studi ini mengeksplorasi representasi biarawati Katolik dalam film Ave Maryam (2018) melalui perspektif stilistika feminis Sara Mills (1995). Meskipun sinema global kerap menghadirkan karakter biarawati, representasi biarawati Katolik dalam film-film Asia, khususnya di Indonesia, masih sangat jarang. Ave Maryam menjadi pengecualian signifikan dalam lanskap sinema Indonesia yang didominasi oleh tema-tema Islam. Disutradarai oleh Ertanto Robby Soediskam, film ini mengisahkan cinta terlarang antara seorang biarawati Katolik dan seorang pendeta, menawarkan narasi yang kompleks tentang feminitas, pengorbanan, dan identitas religius. Studi ini menganalisis bagaimana feminitas dan identitas biarawati Katolik dikonstruksikan dalam konteks budaya Indonesia serta bagaimana film ini merefleksikan persinggungan antara tradisi lokal dan keberagaman agama. Temuan dalam penelitian ini memberikan wawasan lebih dalam mengenai dinamika budaya dan agama dalam sinema Indonesia, khususnya dalam penggambaran perempuan dalam institusi keagamaan.
Abstract
This study explores the discourse surrounding Catholic nuns in the film Ave Maryam (2018) through the lens of Sara Mills’ (1995) feminist stylistics. While global cinema frequently portrays nuns, representations of Catholic nuns in Asian films are exceptionally rare. Ave Maryam stands out as a significant exception within Indonesian cinema, which predominantly showcases Islamic religious themes. Directed by Ertanto Robby Soediskam, the film narrates a poignant tale of forbidden love between a Catholic nun and a priest. This study examines how femininity and the identity of Catholic nuns are constructed and conveyed in the Indonesian context. It also highlights the intersection of Indonesian culture and religious diversity in these depictions. The analysis offers insights into the representation of nun femininity in Indonesian film, shedding light on broader cultural and religious dynamics.
Keywords: Ave Maryam; Catholic nun; film analysis; religious identity; Indonesia; gender equality (SDG 5), peace, justice, and strong institutions (SDG 16)