Gender identity, everyday politics, and social media: Indonesian female millennials’ social media activism
Article

This study aims to investigate how the female millennial generation engages in the expression of everyday politics on social media. Millennials are often perceived as disinterested in political matters; however, it is argued that they possess unique characteristics that shape the way they articulate their political preferences. By advancing previous research on gender, social media, and political resistance, this study fills a gap in the existing literature, as previous studies primarily focus on women’s involvement in political resistance on social media without specifically examining millennials, particularly females, and their utilization of social media for expressing their political preferences.
To conduct this investigation, a multimodal discourse analysis method was employed, analyzing posts on Twitter and Instagram that articulate political expressions by female millennial protesters against unjust government policies. The findings reveal that female millennials exhibit a distinctive attitude when expressing their political preferences. There exists an interplay between gender identity and politics, manifested through everyday life political narratives. For instance, female millennials employ the use of makeup as an analogy to symbolize their political standpoint. Additionally, they informally frame political issues. Social media platforms offer support by enabling female millennials to share images and videos that amplify the narrative of everyday life politics.

Abstrakt
Studi ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana generasi milenial mengekspresikan preferensi politiknya melalui media sosial. Generasi milenial seringkali dipersepsi sebagai generasi yang tidak memiliki ketertarikan dalam isu dan aktivitas politik, namun di sisi yang lain mereka memiliki karakteristik yang unik yang berpengaruh terhadap bagaimana mereka mengartikulasikan preferensi-preferensi politiknya. Studi ini melengkapi penelitian-penelitian terdahulu mengenai gender, media sosial dan perlawanan politik dengan lebih menekankan dan berfokus pada keterlibatan perempuan, utamanya perempuan milenial, dalam perlawanan politik di media sosial serta pemanfaatan media sosial sebagai media untuk mengekspresikan preferensi politik.
Analisis Wacana Multimodal dipilih sebagai metode penelitian dengan menganalisis konten-konten di Twitter dan Instagram yang berisi tentang ekspresi politik perempuan milenial saat mereka berunjuk rasa menentang kebijakan pemerintah Indonesia. Hasil studi menunjukkan bahwa perempuan milenial memiliki perilaku yang sangat spesifik dalam mengekspresikan preferensi politiknya. Dalam mengekspresikan preferensi politiknya, terdapat kelindan antara identitas gender dan politik yang dimanifestasikan dalam narasi-narasi politik keseharian (everyday politics). Misalnya, perempuan milenial menggunakan analogi riasan muka sebagai simbol untuk mengungkapkan sudut pandangnya atas isu politik, sehingga dapat dikatakan bahwa perempuan milenial membingkai isu politik secara informal. Hal ini didukung oleh platform media sosial yang mendukung perempuan milenial untuk membagikan foto dan video sebagai penegas narasi politik keseharian.